O Prophets!
Wahai Nabi
Who is on the side of humanity?
Siapakah dipihak kemanusiaan?
Who on the side of peace
Siapa dipihak keamanan
Since when was truth equated with depravity
Sejak bila kebenaran dinisbahkan kebejatan moral
And violence resorted to with such ease?
Dan keganasan dihala dengan lewa
When someone dies, a star no longer shines
Bila seseorang mati, bintang sirna kemilau
When a mother mourns, a morning will not appear
Bila sang ibu berkabung, pagi tidak akan muncul
When a son cries, a sunset for the daylight pines
Bila si anak menangis, senja untuk kehadiran siang
When a human soul is lost, an angel sheds a tear.
Bila hilang jiwa manusia, Bidadari menitiskan airmata
When a city falls, a culture is torn apart
Bila sebuah kota runtuh, budaya menjadi koyak rabak
When the bombs drop, prayers fall in their trails
Bila bom dijatuhkan, doa terlepas dari landasannya
For every soldier lost, another broken heart
Untuk setiap laskar hilang, satu lagi hati berduka
For every land despoiled, the earth's womb wails.
Untuk setiap tanah musnah, rahim bumi meratap
O Prophets! Why your words we do not hear?
Wahai Nabi, kenapa ayat ayat kamu tidak kami dengar
For every word of wisdom a missile now falls
Untuk setiap bijakkata, peluru berpandu luncur
For every sermon of truth, your people tremble in fear
Untuk setiap kuthbah kebenaran, umatmu mengigil dalam khuatir
And instead of faith summoning, only terror calls.
And sebalik seruan kepercayaan. Hanya keganasan di seru
For every death, a dream dies
Untuk setiap kematian, impian mati
For every tear, a smile unknown
Untuk setiap tangisan, senyuman tidak dikenali
For every grave, only a broken promise lies
Untuk setiap kesedihan, hanya janji yang musnah
For every lost soul, the universe will moan.
Untuk setiap kehilangan jiwa, cakrawala merintih
words George Manos
No comments:
Post a Comment